Sains


Planet Dengan Hujan Berlian
2011-01-09 16:41:49


Legenda harta karun bukan hanya menjadi monopoli kisah-kisah dongeng. Hingga sekarang, diabad penjelajahan antariksa, memburu batu-batuan berharga masih menjadi obsesi umat manusia. Apakah ada emas permata di planet-planet lain? Mungkinkah kita mengunjungi sebuah planet dimana para aliennya mengenakan perhiasaan kaca, tetapi mereka membuldozer berton-ton berlian seperti layakanya meratakan jalan aspal?
Kita belum menemukan tempat seperti itu. Tetapi untuk pertama kalinya, para ilmuwan mendeteksi kehadiran sebuah planet diluar tata surya yang sangat kaya dengan kehadiran kristal karbon- Berlian.
Planet kaya karbon yang berukuran Jupiter ini merupakan yang pertama kali terdeteksi oleh Teleskop WASP milik NASA di Mauna kea, Hawai. Planet ini dapat terdeteksi karena suhunya yang sangat panas, menandai banyaknya karbon di atmosfirnya.
Tekanan yang luar biasa pada bagian dalam gas planet raksasa dapat mengubah karbon menjadi berlian. Sebuah novel fiksi ilmiah karya Arthur C. Clarke yang berjudul The final Odyssey mengangkat hipotesis ini dalam cerita. Dikisahkan bahwa sebuah gunung berlian raksasa ditemukan di satelit Jupiter yang sangat dingin, Europa.
Pada  tahun 1999 para peneliti dari  University of California membuat debu berlian dari metana cair yang diberi tekanan ratusan ribu kali lebih kuat dari pada tekanan udara bumi.  
Walaupun demikian , para pengusaha berlian kelas kakap sperti De Beers tak perlu khawatir dengan harga pasar yang akan menurun seiring dengan penemuan berlian seukuran planet bumi !. Tenang saja, karena planet berlian WASP-12b ini terletak sejauh 1200 tahun cahaya dari Bumi dan kini planet itupun sedang tertelan oleh gravitasi bintangnya.
Permukaan dari planet karbon bisa jadi sehitam arang. Komponen karbon dapat tersintesis oleh sinar ultraviolet dari sebuah bintang. Sementara kaca akan menjadi komponen yang sangat langka di planet ajaib tersebut.
Karbid akan lebih mudah menguraikan molekul air untuk membentuk karbon monoksida dan hujan metana. Sementara hujan berlian barangkali dapat muncul lagi diatmosfir setelah dipicu oleh letusan gunung berapi.
Munngkinkah ada kehidupan di planet harta karun ini? Walaupun jumlah air sangat seikit diplanet ini, kehidupan mungkin saja bertumbuh di samudera hidrokarbon. Organisme ini barangkali akan memakan oksida silikat dan bernapas dengan karbondioksida.

Lautan Berlian di Uranus Dan Neptunus

Lautan berlian cair yang diisi dengan bongkahan “es” berlian bisa jadi mengapung di planet neptunus dan Uranus. Demikianlah catatan dari sebuah artikel yang diterbitkan oleh jurnal Nature Physics.
 “ Berlian merupakan komponen yang relatif umum dibumi, tetapi titik leburnya belum pernah terukur”, ujar J. H. Eggert,” Anda tak bisa hanya sekedar memanaskannya agar mencair, tetapi juga harus menaikkan tekanan udaranya. Tekanan yang kuat itulah yang yang membuat suhunya sulit diukur”
Dalam keadaan biasa, berlian tidak akan tinggal tetap dalam keadaannya ketika dipanaskan. Berlian yang dipanaskan dalam suhu yang ekstrem akan menjelma menjadi grafit, sejenis karbon hitam bahan baku pensil, setelah itu barulah ia mencair. Para ilmuwan harus menggunakan berbagai trik untuk memanaskan sekaligus mencegah perubahan struktur kimia berlian.
Eggert dan koleganya mengambil sebutir kecil berlian yang jernih berkadar 10 karat dan meledakkannya dengan laser dalam tekanan tinggi mirip dengan keadaan di Neptunus dan Uranus.
Para ilmuwan mencairkan berlian pada tekanan 11 juta kali lebih besar dari pada tekanan udara di dasar laut planet bumi. Dari sana, mereka menurunkan suhu dan tekanannya dengan perlahan hingga mencapai 50000 derajat, berlian padat pun mulai bermunculan. Bukan hanya itu ! Berliannya akan mengapung seperti es batu di segelas jus buah.
Hipotesis lautan berlian ini sangat membantu ilmuwan menjelaskan tentang fenomena magnetik Uranus dan neptunus yang tidak biasa. Jika kutub magnet bumi sangat dekat dengan kutub utara dan selatannya, kutub magnet planet tersebut bisa tergeser hingga lebih dari 60 derajat. Tak heran bila Uranus berevolusi seperti bola sepak menggelinding.
Menurut Tom Duffy, seorang ilmuwan dari Princeton University, “hikayat harta karun” di ruang angkasa bukanlah berita baru. Hipotesis ini sangat masuk akal. Kini tinggal membuktikannya saja. kita dapat mengirim wahana angkasa ke sana untuk melakukan penelitian, atau melakukan simulasi dibumi. Kedua pilihan tersebut sama-sama membutuhkan persiapan bertahun-tahun, dan peralatan yang sangat mahal.
Sama seperti legenda pulau harta karun dalam kisah bajak laut, hipotesis planet berlian juga telah menjadi misteri tersendiri bagi para penjelajah angkasa. Namun, kita masih harus bersabar menunggu realisasinya. Berburu harta di angkasa luar, apakah anda berminat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar